Diet Penderita Stroke

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Hemoragik stroke ditandai dengan pecahnya pembuluh darah bagian kepala, biasanya disebabkan karena hipertensi yang parah sedangkan ischemik stroke merupakan stroke yang terjadi karena adanya sumbatan trombus pada dinding pembuluh darah, biasanya disebabkan karena dislipidemia atau kolesterol yang tidak terkontrol.

ImageSecara global, pada saat tertentu sekiatr 80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, di mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan hidup. Selama perjalanan mereka, sekitar 4 dari 5 lima keluarga akan memiliki salah seorang anggota mereka yang terkena stroke.

Gejala Stroke

ImageGejala stroke diantaranya :

Saraf Kepala : binggung, sulit berbicara dan mengerti pembicaraan, pusing, hilang keseimbangan, sakit kepala berat

Mata : susah melihat satu/dua mata

Wajah, lengan dan tangan : lemas di salah satu sisi

Kaki : kesulitan berjalan

Penanganan Emergency Stroke

Waktu emas (golden period) dalam penanganan stroke adalah sekitar 3 jam. Itu artinya 3 jam pertama setelah seseorang mendapatkan serangan stroke, ia sudah harus mendapatkan terapi yang optimaldari tim dokter untuk mendapatkan hasil yang optimal. Semakin cepat penderita mendapatkan pertolongan medis, akan semakin baik hasilnya dan proses pemulihan pun akan semakin cepat. Penanganan fase akut pada stroke iskemik akibat sumbatan darah bertujuan untuk melancarkan kembali peredaran darah otak, terutama untuk daerah yang tersumbat tersebut agar tidak mengalami kematian total dari sel-sel otak (infark otak). Sedangkan penanganan fase akut pada stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah di otak) bertujuan untuk mengurangi jumlah darah yang keluar dari pembuluh darah tersebut agar jumlah voulme darah yang keluar tidak semakin banyak.

Image

Pemberian Diet Pada Stroke

Pemberian diet tinggi energi terutama protein diberikan pada pasien stroke karena sebagian besar pasien mengalami kesulitan makan (dysfagia) setelah serangan stroke, selain untuk mencegah terjadinya malnutrisi lebih lanjut, pemberian diet tinggi energi dan protein paska stroke dapat membantu perbaikan osmolaritas otak. Penelitian yang dilakukan oleh Wuryanti (2000) di bangsal stroke (hemoragik dan iskemik) di RSCM mengenai pemberian nutrisi enteral protein pada pasien stroke dapat menurunkan ekskresi kreatinin urin secara bermakna dan meningkatkan status protein pasien. Pada penderita stroke akut senantiasa diikuti dengan kenaikan kadar gula darah sementara waktu. Penelitian yang dilakukan di jepang menunjukkan diet protein (selain lemak dan karbohidrat) akan berpengaruh dengan munculnya stroke berulang. Penelitian pada hewan coba dengan pemberian diet  10% kalori dari lemak, hewan coba diberi diet tinggi protein/rendah karbohidrat (55% calories from protein) menunjukkan penundaan kejadian stroke berulang. Sedangkan pada hewan coba yang diberi diet rendah energi/tinggi karbohidrat (5% calories from protein) memiliki kejadian stroke berulang yang lebih cepat.

Jika serangan stroke telah teratasi maka pemberian diet akan berbeda, berikut piramida makan bagi penderita stroke :

Image

  • Karbohidrat berasal dari biji-bijian, serealia, oat, beras merah atau gandum utuh yang memiliki serat tinggi baik dikonsumsi
  • Sayuran: Pilih sering kaya gizi sayuran hijau dan oranye dan ingat untuk secara teratur makan kacang-kacangan
  • Buah: Makan berbagai buah segar, buah-buahan beku atau kering setiap hari.
  • Susu: Pilih yang rendah lemak atau makanan susu bebas lemak, atau berbagai makanan yang kaya kalsium nonsusu setiap hari.
  • Protein: Pilih yang rendah lemak atau daging tanpa lemak, unggas; dan variasikan dengan berbagai sayuran seperti buncis, kacang polong, kacang-kacangan, biji-bijian dan sumber ikan.
  • Lemak, terutama sumber lemak tidak jenuh yang berasal  dari ikan, kacang-kacangan dan minyak sayur. Batasi sumber lemak dari mentega, tongkat margarin, shortening.

Sumber :

1. Wuryanti, Sri. 2000. Pengaruh Nutrisi Enteral Tinggi Protein terhadap Status Protein Penderita Stroke Akut.

      Tesis. Universitas Indonesia

2. http://penyakitstroke.net/page/3/

3. http://www.hindawi.com/journals/jnme/2011/167898/

4. http://stroke.ahajournals.org/content/40/8/2828.full

5. http://my.clevelandclinic.org/disorders/stroke/hic_eating_well_after_a_stroke.aspx

4 Comments

Leave a comment